PART 2
Okay dengan cepat semester 1 pun berlalu. Aku masih dekat dengan Alex. Alex selalu meminta vn (voice note) ku, katanya sih kangen. Tanpa ku sadari aku malah mau aja disuruh vn sama dia. Di tengah-tengah seperti biasanya dia menghilang tiba-tiba. Aku sudah mulai jenuh dengan keberadaan dia yang selalu lalu lalang namun tetap singgah di pikiranku.
Dia datang kembali namun aku rasa semuanya sudah tak sama. Di saat itu teman sekelasku bernama Araf mendekatiku. Araf adalah siswa pindahan dari Jakarta, dia pintar, baik, dan hal yang paling aku suka jika dia sudah mendumel menggunakan bahasa inggris.
Ketika Alex masih suka chat namun sudah tak sama, di saat itu pula aku mulai dekat dengan Araf. Pertamanya aku berpikir bahwa aku takut kehilangan Alex bila aku dekat dengan Araf. Dan lagi pasti kesannya aku terlihat seperti player.
Tanpa disadar aku dekat dengan Araf. Awal kami dekat adalah ketika dia mengirim pesan line dan tiba-tiba menanyakan mengapa aku takut kupu-kupu. Dia bilang aku unik. Dia bilang aku ini orang yang ceria namun ada sedikit kesedihan dan dia ingin membantu aku untuk menghilangkan kesedihan itu. Aku tak mengerti lagi, mengapa dia bisa seperti dukun? di sekolah tidak ada yang tau masalahku. Ya aku memang memiliki masalah keluarga namun aku tak suka mengungkapkan itu. Dia mulai memberiku perhatian yang malah membuatku risih.
Tiba-tiba dia mengajakku menonton. Ajakan pertama ku tolak dengan alasan ada janji dengan kasur lalu dia mengajakku lagi, namun aku malah menerimanya. Awkward rasanya, namun aku membawa teman so dialah yang jadi kacang haha. Yang tak akan ku lupakan bahwa dia pernah membelikan ku balon ke sekolah dan saking senangnya aku membawa balon itu kemana-mana. Aku sudah mulai menyukai Araf namun tiba-tiba Alex datang kembali.Sungguh ku tak mengerti apa yang ada di isi kepalanya. Dan bodohnya aku, mau dia menyakitiku berapa kali pun aku tetap baik dan tidak bisa nyuekin dia.
Aku pun memutuskan untuk menjaga jarak dengan kedua orang ini. Aku tak mau menyakiti mereka dan menyakiti diriku lagi. Sudah cukup semua permainan ini.Namun sebagai mana bersih kerasnya aku melupakan Alex tetap saja sulit. Ketika aku sedang besama Araf maka yang di dalam dipikiranku adalah Alex.
Keduanya memiliki sifat yang sangat bertolak belakang. Araf yang pintar, perhatian, dan frontal. Yang aku tak suka dari Araf adalah jika dia sudah memuji atau memberikan perhatian kepadaku karena kesannya malah geli. Sedangkan Alex, dia pemasalas, dan lagi kalau ngomong gitu selalu dengan cara tersirat jadi aku harus menebaknya bagaikan riddle. Alex itu bagiku adalah riddle yang belum kupecahkan. Aku tak mengerti maksud awalnya datang dan bagaimana perasaan dia kepada aku. Banyak sekali yang meremehka Alex. Aku tak suka bila ada yang meremekan dia. menurutku Alex itu pintar namun hanya malas dan lagi memang cara belajarnya berbeda karena dia itu kinetestik. Dia jago taekwondo dan bisa bermain piano namun dia ga pernah sombong. Itu nilai plus dariku. Aku tau dia memiliki masalah namun tak pernah dia ungkapkan karena lebih suka ditaruh sendiri. Aku senang ketika Alex bercerita masalahnya kepadaku karena aku merasa dia mempercayaiku. Dia bisa membuatku tertawa dengan semua tingkahnya. Dia memang badboy namun tidak semua badboy jahatkan mungkin dia hanya memiliki rasa penasaran yang tinggi.
Ketika aku sedang di luar kelas teman dekatku bernama Syifa bertanya kepada Alex dimana aku berada. Alex hanya tersenyum sambil tertawa kecil. Syifa pun bertanya kembali dimana aku berada dan Alex hanya menunjuk ke arah dadanya. Dan ketika aku diceritakan itu, aku seperti orang gila yang tersenyum sendiri terus. Dia selalu membuat kebahagiaan kecil untukku.
Alex juga menulis blog tentangku dan aku senang haha. Entah bagaimana perasaannya, aku tak mengerti. Aku ini bukannya tak peka namun aku hanya tak ingin kegeeran.
Teman sekelasku hanya mengetahui aku dekat dengan Araf. Dan tidak ada yang mengetahui kedekatanku dengan Alex, mungkin hanya aku. dia, dan teman dekat kami. Alhasil semuanya hts (Hubungan Tanpa Status). Namun aku senang menjalaninya, karena aku tak siap bila suatu saat nanti putus. Baiklah aku mengaku bahwa aku hanyalah orang bodoh yang setelah berkali-kali disakiti namun tetap luluh. namun inilah perasaan, sulit ditebak.
Dia datang kembali namun aku rasa semuanya sudah tak sama. Di saat itu teman sekelasku bernama Araf mendekatiku. Araf adalah siswa pindahan dari Jakarta, dia pintar, baik, dan hal yang paling aku suka jika dia sudah mendumel menggunakan bahasa inggris.
Ketika Alex masih suka chat namun sudah tak sama, di saat itu pula aku mulai dekat dengan Araf. Pertamanya aku berpikir bahwa aku takut kehilangan Alex bila aku dekat dengan Araf. Dan lagi pasti kesannya aku terlihat seperti player.
Tanpa disadar aku dekat dengan Araf. Awal kami dekat adalah ketika dia mengirim pesan line dan tiba-tiba menanyakan mengapa aku takut kupu-kupu. Dia bilang aku unik. Dia bilang aku ini orang yang ceria namun ada sedikit kesedihan dan dia ingin membantu aku untuk menghilangkan kesedihan itu. Aku tak mengerti lagi, mengapa dia bisa seperti dukun? di sekolah tidak ada yang tau masalahku. Ya aku memang memiliki masalah keluarga namun aku tak suka mengungkapkan itu. Dia mulai memberiku perhatian yang malah membuatku risih.
Tiba-tiba dia mengajakku menonton. Ajakan pertama ku tolak dengan alasan ada janji dengan kasur lalu dia mengajakku lagi, namun aku malah menerimanya. Awkward rasanya, namun aku membawa teman so dialah yang jadi kacang haha. Yang tak akan ku lupakan bahwa dia pernah membelikan ku balon ke sekolah dan saking senangnya aku membawa balon itu kemana-mana. Aku sudah mulai menyukai Araf namun tiba-tiba Alex datang kembali.Sungguh ku tak mengerti apa yang ada di isi kepalanya. Dan bodohnya aku, mau dia menyakitiku berapa kali pun aku tetap baik dan tidak bisa nyuekin dia.
Aku pun memutuskan untuk menjaga jarak dengan kedua orang ini. Aku tak mau menyakiti mereka dan menyakiti diriku lagi. Sudah cukup semua permainan ini.Namun sebagai mana bersih kerasnya aku melupakan Alex tetap saja sulit. Ketika aku sedang besama Araf maka yang di dalam dipikiranku adalah Alex.
Keduanya memiliki sifat yang sangat bertolak belakang. Araf yang pintar, perhatian, dan frontal. Yang aku tak suka dari Araf adalah jika dia sudah memuji atau memberikan perhatian kepadaku karena kesannya malah geli. Sedangkan Alex, dia pemasalas, dan lagi kalau ngomong gitu selalu dengan cara tersirat jadi aku harus menebaknya bagaikan riddle. Alex itu bagiku adalah riddle yang belum kupecahkan. Aku tak mengerti maksud awalnya datang dan bagaimana perasaan dia kepada aku. Banyak sekali yang meremehka Alex. Aku tak suka bila ada yang meremekan dia. menurutku Alex itu pintar namun hanya malas dan lagi memang cara belajarnya berbeda karena dia itu kinetestik. Dia jago taekwondo dan bisa bermain piano namun dia ga pernah sombong. Itu nilai plus dariku. Aku tau dia memiliki masalah namun tak pernah dia ungkapkan karena lebih suka ditaruh sendiri. Aku senang ketika Alex bercerita masalahnya kepadaku karena aku merasa dia mempercayaiku. Dia bisa membuatku tertawa dengan semua tingkahnya. Dia memang badboy namun tidak semua badboy jahatkan mungkin dia hanya memiliki rasa penasaran yang tinggi.
Ketika aku sedang di luar kelas teman dekatku bernama Syifa bertanya kepada Alex dimana aku berada. Alex hanya tersenyum sambil tertawa kecil. Syifa pun bertanya kembali dimana aku berada dan Alex hanya menunjuk ke arah dadanya. Dan ketika aku diceritakan itu, aku seperti orang gila yang tersenyum sendiri terus. Dia selalu membuat kebahagiaan kecil untukku.
Alex juga menulis blog tentangku dan aku senang haha. Entah bagaimana perasaannya, aku tak mengerti. Aku ini bukannya tak peka namun aku hanya tak ingin kegeeran.
Teman sekelasku hanya mengetahui aku dekat dengan Araf. Dan tidak ada yang mengetahui kedekatanku dengan Alex, mungkin hanya aku. dia, dan teman dekat kami. Alhasil semuanya hts (Hubungan Tanpa Status). Namun aku senang menjalaninya, karena aku tak siap bila suatu saat nanti putus. Baiklah aku mengaku bahwa aku hanyalah orang bodoh yang setelah berkali-kali disakiti namun tetap luluh. namun inilah perasaan, sulit ditebak.
Komentar
Posting Komentar